Pontianak (ANTARA) - Matahari belum tinggi ketika rumah duka St Michael RS Santo Antonius Pontianak kembali ramai dikunjungi pelayat. Setelah malam sebelumnya ruang di rumah duka itu, St Yohanes, juga ramai oleh pelayat yang tengah berduka pada sosok bersemayam di sana. Seorang pemuda bersahaja yang dikenal luas karena aktivitasnya sebagai pejuang lingkungan.
Pejuang lingkungan ini bernama Hendrikus Adam. Dia tergabung di lembaga pelestari lingkungan, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi). Ia adalah Direktur Eksekutif Daerah Walhi Kalbar untuk periode 2023-2027.
Namun ia meninggal dunia di rumahnya pada Selasa (17/6). Ia meninggal usai menjalani hemodialisis (cuci darah). Kegiatan ini memang di luar kebiasaannya sebagai seorang aktivis lingkungan. Tetapi harus dijalani sejak beberapa bulan belakangan, setelah divonis sakit gagal ginjal.
Sebagian teman menyebut Adam, sapaannya, adalah tipikal orang yang selalu menerapkan pola hidup sehat. Ia menjaga makanan yang dimakan, dan membatasi minuman untuk yang bisa berdampak pada kesehatan pada umumnya. Bahkan Adam dikabarkan tak merokok.
Tetapi ada kegemaran lain yang diduga menjadi salah satu pemicu sakitnya itu, yakni kesukaannya pada makanan mengandung kadar purin tinggi, seperti petai dan jengkol.
Adam lahir di Kampung Nahaya, Desa Amboyo Selatan, Kabupaten Landak, pada 19 Juli 1982. Sedianya pada bulan depan, umurnya baru genap 43 tahun.
Seorang teman mengisahkan pernah melihat gejala sakit yang dialami Adam, kemudian menganjurkan untuk sesegera mungkin memeriksakan kesehatannya.
Sebelum divonis sakit, Adam boleh dikata adalah anak muda yang tangguh. Badannya memang tak besar tapi geraknya sigap, ada banyak tempat dan wilayah yang sudah dijangkau dengan kapasitasnya sebagai seorang aktivis pelestari lingkungan.
Bahkan sepekan sebelum berpulang, ia masih melakukan kegiatan di daerah Menyumbung, bersama sejumlah rekannya.

Kenangan
Adam cukup dikenal di kalangan media. Ia rajin membagikan informasi terbaru mengenai kegiatan lembaga tempatnya bernaung. Selalu antusias jika dimintai pendapat masih sekaitan dengan bidang yang ditekuninya itu. Bahkan terkait isu politik di Kalbar yang masih relevan dengan bidangnya, juga selalu ditanggapi dengan lugas, tak berbelit-belit.
Dalam suatu acara podcast Antara Kalbar menjelang pilkada lalu, Adam mengingatkan hal yang menjadi penting untuk melihat sejauh mana sebetulnya selama ini rekam jejak pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur.
Ia mengharapkan pemimpin Kalbar ke depan bisa menjadi pelopor. Pelopor untuk agenda bagaimana memastikan keselamatan rakyat dan lingkungannya. Menempatkan warga dalam konteks pembangunan tidak hanya sebagai objek, tetapi sebaliknya, menempatkan warga sebagai subjek.
Sumber daya alam menurut dia, mesti dikelola dengan bijak dan bertanggung jawab tanpa menempatkannya sebagai komoditas. Karena kalau kemudian ditempatkan sebagai komoditas, sisi lain dari paham "antroposentris" kemudian terjadi, seolah-olah kita sebagai manusia punya kuasa atas alam, maka itu akan terus mengalami persoalan yang sangat serius ke depan.
Ada banyak kesan yang ditinggalkan pada teman-temannya, baik sesama aktivis maupun lainnya. Dalam testimoni di media sosial, sejumlah teman menyebut Adam adalah sosok yang baik, bersahaja, kaya pengetahuan dan wawasan.
Di kalangan media menyebut ia sosok narasumber yang baik yang selalu membagikan informasi baru, dan tak pernah menolak panggilan telepon atau pesan singkat untuk sekadar diwawancarai.
Selasa malam (17/6), diadakan misa arwah. Kemudian Rabu (18/6) pagi, jasad yang sudah berbaring dalam peti dengan taburan aneka warna bunga, kembali mendapatkan penghormatan terakhirnya. Sejumlah teman sejawat berdoa kembali dalam ibadah misa.
Peti diangkut dengan iringan Salam Lestari, masuk dalam ambulans yang siap mengantar ke kampung halaman, Dusun Nahaya, Desa Amboyo Selatan, Landak. Disana sudah menunggu keluarga besar dalam duka yang lebih dalam.
Adam dimakamkan di kampung halamannya pada Kamis (19/6) siang. Sejumlah teman menyatakan turut mengantarkan hingga ke peristirahatan terakhirnya.
Adam memang bukan elit yang populer karena kedudukan dan jabatan politis. Tetapi ia populer karena kesahajaan dan ketulusan dalam berjuang menjaga lingkungan alam.
Karena itu, jasanya patut dikenang. Selamat jalan pejuang lingkungan, semoga alam menyambutmu dalam rengkuhan pertiwi. Selamat jalan sobat, semoga masih ada Adam lainnya di masa depan.